Kamis, 31 Mei 2012

Princes of Hell


Princes of Hell
Musim dingin sampai pada puncaknya di bulan januari. Tak satu bagianpun dari daratan rusia yang tak tertutup oleh badai salju yang tak kunjung kehilangan semangatnya untukterus bertiup. Seakan zaman pleistozen kembali datang. Pada awal tahun itu seluruh makhluk hidup meringsut mencari kehangatan. Apalagi di daerah murmask, rusia, karena dinginnya, beruang kutup pun memakai jaket. Ditambah lagi, daerah ini marupakan kawasan yang tercemar radio aktif karena dekat dengan teluk kota dan severomorsk yang merupakan makam kapal selam nuklir.
Udara dingin dan radiasi bukanlah kombinasi yang bagusuntuk seorang gadis yang baru sadar dari mimpi dan menghadapi kenyataan yang pahit. Gadis itu bernama Evangeline Anastatius. Di lihat secara keseluruhan dirinya lebih mirip dengan malaikat atau paling tidak seperti mayat. Karena memili kulit yang terlampau pucat, rambut keperakan dan mata emas seperti mata kucing. Cocok sekali dengan namanya.
Pada malam berbadai itu dia duduk sendirian di depan perapian yang berkobar sambil membaca buku harian tua ayahnya yang berhasil ditariknya dari balik lemari besi tua. Mulanya buku itu tidak bisa dibuka, sampai dia menyadari kunci buku itu adalah kalungnya yang berupa bintang segi enam dengan naga dipusatnya. Buku yang telah usang itu mengungkapkan semua kenyataan siapa sebenarnya dia. Memberikan jawaban mengapa malan januari berbadai ini, dia terkurung di tempat menyedihkan dimuka bumi. Dan juga selama 23 tahun umurnya, harus hidup dengan terus berpindah-pindah.
Tiba-tiba saja tiga orang lelaki menyeruak masuk masuk kedalam rumah dengan mantel yang hampir seluruhnya terbungkus salju. Laki-laki yang paling depan menenteng seekor anak rusa yang telah mati dan masing-masing dari mereka membawa senapan panjang. Evangeline menodongkan sepucuk sig saver dengan kecepatan yang tak wajar. Hal ini biasa mengingat dia tinggal didaerah mafia rusia yang brutal dan dibesarkan oleh seorang prajurit. Namun dia kembali menurunkan senjatanya ketika melihat siapa yang datang.
“Hai nak, lihat apa yang ku bawa ! makan malam”. Kata laki-laki pertama yang menenteng rusa mati sambil mendekati Evangeline. Dan ketika pandangannya bisa melihat buku besar yang berada di pangkuan Eva, gerakannya terhenti sepenuhnya. Untuk beberapa saat tak ada yang bereaksi sama sekali. Kemudian dengan setiap beban kenyataan yang dijatukan kepadanya, laki-laki yang membawa rusa itu memberanikan diri untuk bertanya.
“Apa saja yang telah kau ketahui ? aku yakin kamu telah membaca buku yang berusaha aku sembunyikam darimu itu.”tanya lord Alfred baldwin. Dua pria yang lain langsung meninggalkan rumah itu, menyadari situasi yang sedang memanas.
“Kau ingin  tau? Ok, coba kita lihat sampai mana pemahamanku. Pertama, kau itu bukan ayahku, kau adalah kepala pengawal keluarga kerajaan austria, atau paling tidak dulunya begitu. Dan aku adalah putri kerajaan itu yang di rampas hak warisnya. Itu menjelaskan kenapa kau tidak setuju ketika aku mendapat beasiswa di austria, karena kau takut puhak kerajaan menyadari kalau aku masih hidup. Satu-satunya orang yang mereka takuti akan kembali. Dan 2 minggu lagi putra mahkota akan naik tahta, nah coba kita ingat sebentar siapa itu? Dia adalah Erick, teman sekolahku di austria and bay the way he is my boys friend !!! itu sebabnya kau menyeretku sampai rusia minggu lalu!! Oh ada satu lagi yang baru aku sadari!! Aku baru saja berfikir mengambil kembali hak warisku, dan apa artinya itu? Artinya aku harus menyingkirkan erick  dari gelarnya, dan ddengan itu dia akan membunuhku atau malah aku yang akan membunuhnya, sempurna!!! Kau tau Al, aku bisa menjadi sangat mematikan kalau aku mau. Bagaimana menurutmu? Apa aku sudah cuku paham ?” kata Evangeline dengan suara bergetar karena emosi.
“Nona, anda tidak boleh melakukan hal itu. Anda bisa terbunuh. Kalau itu sampai terjadi, maka pengorbanan orsng tua anda akan sia-sia. Anda fikir seberapa banyak kematian yang terjadi demi melindungi anda. Tuan dan nyonya ingin anda hidup dengan tenang.” Kata Alfred menasehati.
“Benarkah begitu Al, atau itu hanya alasanmu saja? Kalau memang ingin tenang, ayah tidak akan menuliskan apa-apa dibuku ini, dengan pertimbangan suatu saat aku akan menemukannya. Atau paling tidak dia akan melenyapkan kuncinya. Dia sengaja menuliskan kebenaran, agar aku bisa mengetahuinya suatu saat dan melakukan sesuatu.” Sanggah Evangeline.
Kemudian mereka berhenti berbicara, diam dengan pikiran masing-masing. Dan tak lama suara badai mengalih alih setiap ruang dengar ruangan itu. Menenggelamkan setiap suara yang ada, bahkan suara derak salju akibat hentakan sepatu bot satu pasukan yang hendak mengepung daerah itu.
Malamnya Eva terbangun dengan keringat dingin karena mimpi buruk. Dalam mimpinya, dia berada di sebuah pondok kecil dari kayu di tengah badai salju. Pondok kecilitu sesak dengan laki-laki yang membawa senjata dan tampak tak tenang. Semuanya merunduk serendah mungkin untuk berlindung dari peluru yang lalu lalang disekeliling mereka. Hanya tinggal waktu saja sampai mereka semua mati, entah karena tembakan atau diterbangkan badai. Di satu ruangan dalam pondok itu yang di jaga paling ketat, Eva menyaksikan sebuah drama kehidupan, dilihatnya seorang wanita yang telah meninggal diatas tempat tidur itu lekat. Rasanya tak asing, tapi dia tidak dapat mengingatnya. Di sampingnya ada seorang gadis kecil yang masih belum mengerti apa yang terjadi pada ibunya. Seorang laki-laki sekarat yang di duga Eva sebagai ayah dari gadis itu, memanggil putrinya itu dengan nama Evangeline Anastatius. Gadis itu adalah dirinya. Kemudian dirinya diserahkan pada seorang prajurit, yang dikenalinya sebagai Alfred. Ketika itulah Eva merasakan ada sesuatu yang menarik dirinya kembali ke alam sadar.
Ternyata yang membangunkannya adalah suara tembakan. Pertama eva mengira itu tembakan yang biasa dilakukan para mafia ketika mencari hibuaran, yaitu menembakkan peluru ke udara bebas. Tapi ternyata tembakan-tembakan itu tidak berhentidan masih riuh. Suara badai yang bercampur dengan jeritan, segera menginformasikan bahwa ini penyerangan. Hal yang paling ditakutkan alfred menjadi kenyataan. Keberadaan putri Evaengeline di ketahui kerajaan. Dan mereka sekarang datang untuk melenyapkan saksi kudeta mereka. Hal ini terjadi mungkin karena sebentar lagi akan ada penobatan.
Eva segera mengepak barangnya dan berlari menuju garasi mobil dengan senjata ditangan. Disana dia mengambil mantel tebal. Dan ketika itulah Alfred muncul dengan senjata teracung.
“Mereka menemukan kita. Para mafia berhasil mendapatkan informasi lengkap mengenai asal-usulmu, dan menjual info itu kepada pihak kerajaan. Kita aharus segera pergi dari sini.” Kata alfred sambil membantu eva menaikkan barangbarang ke mobil. Eva hanya diam, karena dia sudah dapat menduganya.
Alfred melompat masuk kedalam mobil tepat waktu, ketika dengan tiba-tiba Evangeline menginjak gas dalam-dalam. Momentum yang dihasilkan oleh laju mobil yang tiba-tiba, berhasil menerbangkan pintu garasi sampai beberapa meter dan mendaratkannya pada seseorang prajurit kerajaan yang hendak mengebom rumah. Eva mengacu mobilnya dengan sama sekali mengabaikan pertempuran. Menabrak apapun yang menghalanginya dengan sikap setenang cerpelai, karena dia percaya alfred akan melindunginya.
“Badai hebat sekali, nggak apa-apa nih terus melaju begini?”tanya Alfred.
“Percaya saja pada mata kucingku ini.” Kata Eva tanparagu sedikitpun.
“Kita akan kemana?” tanya alfred lagi.
“Berkunjung ke teman lama, Pinochio. Lalu kita ke Austria.” Kata Eva dengan mata bersinar berbahaya. Alfred melihatnya sebagai tanda perang.
Dua hari setelahnya, mereka tiba di suatu kawasan perbatasan Bratislava, Cekoslowakia. Disana mereka bertemu dengan Pinocio, seorang ahli senjata dan teknologi yang dulu bekerja sebagai pengawal istana juga. Eva memintanya untuk menyediakan senjata dan memintanya untuk menangani beberapa misi yang membutuhkan kecakapan teknologi. Pinocio pun akhirnya bergabung, agar bisa membalas kebaikan raja terdahulu.
“sebelum hari penobatan tiba, kastil dan daerah sekitarnya harus sudah dalam kendali kita dan baru dimalam penobatanlah kita menyerang.” Ujar Eva.
Ketika yang dibutuhkan sudah siap, mereka berangkat menuju Wina, Austria. Dan tiba tepat seminggu sebelum penobatan. Melakukan penyamaran untuk bisa masuk kekerajaan dan memasang berbagai jebakan ditengah segala kesibukan kerajaan. Mulai dari membajak sistem kamera monitor, sistem alarm, sistem listrik, sampai memasang peledak jarak jauh dibeberapa tempat.
Malam penobatan tiba juga. Penjagaan disekitar kerajaan diperketat. Mustahil memasuki istana tanpa ketahuan, bahkan dengan penyamaran. Karena hal itu akan terjadi, alfred membuat pancingan untuk menarik perhatian penjaga. Yaitu dengan menembak bahu ratu dari kejauhan. Alfred adalah sniper yang handal. Bukan tembakan mematikan, tapi cukup evektif untuk menarik perhatian. Para pengawalpun mengejar bayangannya. Benar – benar hanya bayangan, karena itu hanya hologram yang dibuat pinocio. Dan ketika para pengawal itu tiba di titik eksekusi, alfred menembakinya dengan peluru bius. Efisien dalam melumpuhkan, tapi tidak membunuh. Ciri khas alfred dalam teknik peperangan.
Selanjutnya pinocio meledakkan beberapa bom yang telah dipasang. Langsung saja kekacauan terjadi, para tamu berhamburan keluar istana, pengawal menembaki hologram alffred yang muncul disana – sini. Dan berikutnya semua sistem yang ada tiba – tiba mati dan tak bisa dihidupkan lagi. Di bilik operasi, pinocio menikmati game barunya. Kekacauan semakin bertambah dengan adanya peluru bius yang ditembakkan alfred. Saat itulah evangeline memasuki istana, langsung menuju ruang singgasana.
Ruang itu hampir gelap. Hanya ada beberapa lilin yang masih menyala, namun cukup untuk melihat hasil dari kekacauan yang timbul tadi. Eva melangkah santai menuju kursi singgasana. Dia mengelus sandaran kursi itu dengan lembut. Sedikit heran, bagaiman bisa sebuah kursi bisa membuat semua orang yang mendudukinya menjadi berkuasa atas ribuan orang.
“ kau tak perlu sembunyi seperti itu lagi erick.”  Kata evangeline sambil mengambil duduk di singgasana. Begitu duduk, seketika itu raut wajah eva merubah menjadi tegang dan marah. Dia tak menyangka erick akan melakukan hal yang serendah itu.
“ Erick ! ! Jadi kau benar – benar ingin aku mati ha ?!” teriak eva berang pada kegelapan.
“ Kau menyadarinya ya? Bouncing betty yang ku pasang ? tenang saja. Hanya akan sedikit membuat pantatmu panas.” Sahut erick  sambil berjalan keluar dari balik bayangan pilar – pilar.
“ sebegitu inginnyakah kau untuk naik tahta. Menggelikan sekali.” Kata eva.
“ sama saja denganmu.” Balas erick
“tetapi aku datang kemari bukan untuk gelar ini. Aku datang kesini untuk memberitahumu kalau aku masih hidup dan akan mengawasi pemerintahan yang akan kau lakukan.” Sanggah eva.
“benarkah hany itu?” tanya erick
“Well, mungkin sedikit pengembalian status kebangsawananku. Itu sudah cukup bagiku. Setelah kupikir – pikir lagi, tanggung jawab yang ada pada kursi ini terlalu besar untukku yang suka hidup bebas sekehendak hati. Sama sekali tidak cocok.” Ujar eva santai.
“Hahahaha....., lucu sekali kau bilang begitu. Bukannya memang benar.” Kata eva sambil berdiri dan berguling cepat kebawah meja dari baja untuk menghindari ledakan. Namun sayang sekali erick tak secepat eva, dan akhirnya terkena peluru – peluru besi yang berhamburan begitu bauncing betty meledak.
Eva keluar dari balik meja yang hampir remuk, dan berjalan menghampiri erick yang disekitarnya menggenang darah. Tak ada yang bisa dilakukan untuk menolongnya. Erick telah mati didepan saudaranya saudara yang hendak dibunuhnya, evangeline anastatius, Sang Iblis dari Surga.
“Jangan dendam padaku, ini bukan salahku. Sejak awal kaulah yang memulainya.” Kata evangeline pada mayat erick dan kemudian beranjak pergi sebelum orang – orang yang dibius alfred sadar. Dan mulai saat itulah status eva akan berubah. Dari seorang putri terbuang menjadi buronan atas kesalahan yang dilakukannya.

Tamat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar